Selasa, 23 Desember 2014

Makalah Setiap Bahasa Bersifat Unik, Bersifat Khas

PENDAHULUAN
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersiat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Menurut kamus bahasa indonesia, unik adalah tersendiri bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain dan tidak ada persamaan dengan yang lain. Jadi unik dapat dikatan sebagai sesuatu yang sangat spesial dan jarang dijumpai. Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Lalu, kalau bahasa dikatakan bersifat unik, maka artinya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya.
Adapun rumusan masalah yang dapat kami angkat yaitu mengapa bahasa bersifat unik, bersifat khas?
Tujuan dari pembahasan masalah tersebut adalah untuk mengetahui maksud bahwa setiap bahasa bersifat unik, bersifat khas.













PEMBAHASAN
A.  Pengertian Bahasa
Menurut kamus bahasa indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

B.  Pengertian Unik
Menurut tesaurus bahasa indonesia, unik sama dengan khas.
          Menurut kamus bahasa indonesia, unik adalah tersendiri bentuk atau jenisnya; lain daripada yang lain dan tidak ada persamaan dengan yang lain. Jadi unik dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat spesial dan jarang dijumpai.

C.  Bahasa Bersifat Unik, Bersifat Khas
Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Di antara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Maksudnya, kalau pada kata tertentu di dalam kalimat berikan tekanan, maka makna kata itu tetap. Yang berubah adalah makna keseluruhan kalimat. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.

D.  Contoh Kalimat Dan Cerita Yang Mencerminkan Bahasa Bersifat Unik, Bersifat Khas
·      Contoh Kalimat
Dia menangkap ayam.
Tekanan di berikan kepada dia, maka makna kalimat itu adalah bahwa yang melakukan tindakan menangkap ayam adalah dia, dan bukan orang lain. Kalau tekanan di berikan pada kata menangkap, maka kalimat itu bermakna yang dilakukan dia bukanlah tindakan lain, melainkan menangkap, bukan mengurung atau menyembelih. Kalau tekanan di berikan pada kata ayam, maka makna kalimat itu adalah yang ditangkap oleh dia adalah ayam, bukan kucing atau tikus. Hal ini berbeda dengan bahasa batak atau bahasa ingris, yang tekanan pada kata bersifat morfemi. Misalnya, dalam Bahasa Batak dan Bahasa Ingris kalau tekanan di berikan pada suku kata pertama maknanya akan berbeda dengan kalau diberikan pada suku kata kedua. Perhatikan !
Bahasa Batak
‘bontar
‘darah’

Bon’tar
‘putih’
‘bagas
‘rumah’

Ba’gas
‘dalam’
‘hotang
‘rotan’

Ho’tang
‘keras’
‘hunik
‘kunyit’

Hu’nik
‘kuning’
Bahasa ingris
‘import
‘impor”

Im’port
‘mengimpor’
‘insult
‘penghinaan’

In’sult
‘menghina
‘object
‘objek’

Ob’ject
‘berkeberatan’
‘permit
‘izin’

Per’mit
‘mengizinkan’
Salah satu keunikan bahasa jawa, barangkali, bahwa setiap kata yang dimulai dengan konsonan /b/, /d/, /g/, /k/, /p/, dan /t/ dalam pengucapan selalu di dahului oleh konsonan nasal yang homorgan dengan konsonan itu. Misalnya, kata Bandung di lafalkan mBandung, kata Depok dilafalkan nDepok, dan kata gopek dilafalkan nggopek. Kemudian dalam pengucapan kata kata seperti lompat, tendang, dan tongkat, akan dilafalkan lo-mpat, te-ndang, dan to-ngkat. Tampak bahwa konsonan nasalnya ikut dalam suku kata berikutnya.
Keunikan yang menjadi salah satu ciri bahasa ini terjadi pada masing masing bahasa, seperti bahasa batak, bahasa jawa, bahasa ingris, atau bahasa cina. Kalau keunikan terjadi pada sekelompok bahasa yang berada dalam satu rumpun atau satu kelompok bahasa, lebih baik jangan di sebut keunikan, melainkan ciri dari rumpun atau golongan bahasa itu.
·      Contoh cerita
Suatu saat ada seorang ibu-ibu ingin sekali Pepaya (mungkin ngidam karena sedang hamil muda), dan kebetulan di rumah tidak ada siapa siapa, hanya ada anak angkat baru datang dari Jawa, kemudian si Ibu itu nyuruh anak tersebut untuk membeli pepaya: “Nak tolong belikan Gedang, nih uangnya”, pergilah si Anak tersebut ke warung, dan tidak lama kemudian si Ibu sangat kaget ternyata yang dibelikan oleh anak tersebut sesisir Pisang.  Si anak angkat pun kaget saat di omelin oleh si Ibu karena apa yang dibeli rasanya sudah benar. Setelah tanya sana tanya sini, dan ngomong punya ngomong ternyata si Ibu tidak mengerti bahwa “Gedang” dalam bahasa Jawa berarti “Pisang”, sedang si anak pun tidak mengerti bahwa yang namanya “Gedang” di daerah Sunda berarti “Pepaya”.
























PENUTUP
A.  KESIMPULAN
          Bahasa di katakan unik karena memiliki ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainya. Sehingga mampu dikatakan bahasa itu unik, karna di setiap daerah atau di setiap kota memiliki ciri khas dengan bahasanya sendiri yang tidak dimilikki oleh daerah lain atau kota yang lain. Tetapi, dalam bahasa daerah ada yang memiliki dua arti dalam satu kalimat, seperti orang jawa dan orang batak. Dari sinilah kami mengambil kesimpulan bahwa bahasa itu unik.

B. SARAN
Setelah mengetahui maksud dari bahasa bersifat unik, bersifat khas maka diharapkan mahasiswa dapat membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.

















DAFTAR PUSTAKA
Endarmoko, Eko.2009.Tesaurus Bahasa Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama